CLINICAL MANIFESTATION AND EARLY TREATMENTS IN COVID-19
Article Sidebar
Download : 32
Main Article Content
Abstract
Awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut coronavirus disease 2019 (COVID-19). Organisasi kesehatan dunia, WHO, telah mencanangkan COVID-19 sebagai pandemi dan pemerintah Indonesia juga sudah mengatakan COVID-19 sebagai bencana nasional. Penyebaran COVID-19 terjadi sangat cepat dan meluas karena menular melalui kontak dari manusia ke manusia yaitu transmit langsung melalui percikan droplet pada jarak 1-2 meter dari orang yang batuk atau bersin tanpa di tutup. Disamping itu, droplet yang tumpah ke permukaan benda dan kita menyentuh benda tersebut dengan tangan yang kemudian tangan kita menyentuh wajah, mata, hidung, mulut tanpa cuci tangan juga menjadi jalan transmisi dari SARS-CoV-2. Gejala dan tingkat beratnya penyakit COVID-19 sangat bervariasi, dari tanpa gejala, gejala ringan tidak spesifik, demam batuk nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, nyeri otot, gejala sedang dengan pneumonia ringan, gejala berat dengan pneumonia dengan frekuensi nafas lebih dari 30x per menit dan saturasi kurang dari 93% sampai dengan tingkat kritis. Definisi operasional kasus meliputi suspek, probable, konfirmasi, kontak erat, pelaku perjalanan, discarded, selesai isolasi dan kasus kematian. Pedoman tatalaksana COVID -19 saat ini belum seragam di seluruh dunia. Tiap negara mencoba berbagai modalitas pengobatan untuk menangani dalam rangka meningkatkan angka kesembuhan bagi para pasien COVID-19. Tatalaksana pasien terkonfirmasi tanpa gejala cukup dengan multivitamin dan isolasi mandiri di rumah. Pengobatan standar untuk kasus ringan, sedang dan berat sampai saat ini belum ada terapi spesifik untuk COVID -19, namun beberapa regimen obat bisa di pertimbangkan seperti azithromycin, levofloxacin, chloroquine, oseltamivir, favipiravir, lopinavir- ritonavir dan vitamin, pada beberapa kasus terkadang di perlukan juga pemberian steroid maupun terapi antikoagula.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.