Pengembangan dan Pemberdayaan Batik Artisan Disabilitas Topeng Malangan Untuk Praktik Keberlanjutan Fashion

Main Article Content

Janet Rine Teowarang
Astrid Kusumowidagdo

Abstract

Berbagai permasalahan di industri fesyen global dan Indonesia memerlukan atensi dan tindakan dari masyarakat, yakni permasalahan pengelolaan limbah, urgensi tanggung jawab sosial pada rantai pasokan industri fesyen secara etis, dan pelestarian budaya pada generasi muda untuk mengembangkan kearifan lokal terutama di Indonesia dengan banyak macam dan ragam wastra. Hadirnya organisasi nirlaba fesyen global dan Indonesia berupaya menangani permasalahanpermasalahan ini dengan bekerja sama mengangkat konsep keberlanjutan fesyen. UNESCO memformulasikan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) melalui United Nations General Assembly pada 2015 yang juga dapat diaplikasikan untuk praktik keberlanjutan fesyen. Mengacu pada 17 sasaran tujuan dari SDGs terdapat hal terkait kesetaraan gender dan mengurangi ketidaksetaraan terlihat pada artisan batik atau tenun di Indonesia. Seperti artisan batik disabilitas Topeng Malangan di Desa Bareng, Kota Malang adalah para pemuda yang masih mengenyam pendidikan di sekolah berkebutuhan khusus melakukan aktivitas membatik sebagai tambahan keahlian. Namun, belum adanya pengembangan spesifik untuk mereka agar dapat memiliki keahlian dan keterampilan menjadi mandiri. Solusinya dengan memberikan pengetahuan baru yaitu pengenalan praktik keberlanjutan fesyen, pengembangan motif batik topeng dan mencapai tujuan disability inclusion serta kesetaraan gender. Pengembangan dan pemberdayaan ini diharapkan dapat memberikan panutan bagi pelaku industri fesyen lainnya agar dapat memberikan kesempatan kewirausahaan kepada artisan penyandang disabilitas.

Article Details

How to Cite
Teowarang, J. R., & Kusumowidagdo, A. (2023). Pengembangan dan Pemberdayaan Batik Artisan Disabilitas Topeng Malangan Untuk Praktik Keberlanjutan Fashion . Jurnal Leverage, Engagement, Empowerment of Community (LeECOM), 5(2), 201–210. https://doi.org/10.37715/leecom.v5i2.4334
Section
Articles

References

Brown, S., & Vacca, F. (2022). Cultural sustainability in fashion: reflections on craft and sustainable development models. Sustainability : Science, Practice and Policy, 18(1), 590–600. https://doi.org/10.1080/15487733.2022.2100102

Darcy, S., Maxwell, H., Grabowski, S., & Onyx, J. (2019). Artistic impact: From casual and serious leisure to professional career development in disability arts. Leisure Sciences, 44(4), 514–533. https://doi.org/10.1080/01490400.2019.1613461

Halim, F. (2020). Menggalakkan apresiasi wastra nusantara melalui desain busana. Dalam Prosiding Nasional Desain (SNADES) 2020 (pp. 102-108). Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jatim.

Khasanah, M., B, A. M., Satiadharma, M., & Supriandi. (2023). Peran kewirausahaan sosisal dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan West Science, 1(03), 226–235. https://doi.org/10.58812/jekws.v1i03.528

Nyumba, T. O., Wilson, K. A., Derrick, C. J., & Mukherjee, N. (2018). The use of focus group discussion methodology: Insights from two decades of application in conservation. Methods in Ecology and Evolution, 9(1), 20–32. https://doi.org/10.1111/2041-210x.12860

Pranata, S., Suwandi, S., Kusnadi, K., Anggun Puspitarini, D., Elza Surachman, A., & Parman, S. (2023). Kegiatan sosial pemberdayaan kreatifitas anak-anak penyandang disabilitas melalui program handycraft. Jurnal Pengabdian UCIC, 2(3), 1-12.

Sawiji, H. W. (2020). There’s more to fashion than vogue: strategi fashion revolution indonesia dan isu kualitas hidup buruh. Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial, 19(1), 11–19. https://doi.org/10.31105/jpks.v19i1.1831

Surwanti, A., & Puspitosari, W. A. (2019). Peningkatan peran kelompok rehabilitasi berbasis masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan penyandang disabilitas. Jurnal Pemberdayaan, 3(3), 305–314. https://doi.org/10.12928/jp.v3i3.1105