PERANCANGAN BEAUTY SALON & SPA DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT

Main Article Content

Ariella Alandra Lomantojoa
Gervasius Herry Purwoko

Abstract

Sejak pandemi, tren healing muncul sebagai jawaban atas isu kesehatan mental masyarakat di mana banyak orang pergi healing ke tempat bernuansa alam untuk mendapatkan ‘wisata terapetik’ akibat meningkatnya kebutuhan psikologis selama pandemi. Setelah pandemi menjadi endemi, tren healing tetap dilakukan untuk mengatasi tekanan dari kesibukan, pekerjaan, ataupun aktivitas lain sehingga tren healing muncul sebagai salah satu bentuk work-life balance. Sebuah Beauty Salon & Spa merupakan tempat yang menyediakan fasilitas perawatan rambut, wajah, kuku, dan relaksasi yang bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat agar dapat bersantai dan memanjakan diri. Perancangan proyek arsitektur interior Beauty Salon & Spa menggunakan pendekatan healing environment yang memiliki tujuan untuk menghadirkan keseimbangan dari pikiran, tubuh, dan jiwa untuk mengurangi kecemasan,
stres, dan mendatangkan pemulihan. Pengaplikasian healing environment dalam perancangan Beauty Salon & Spa memadukan unsur alam, indra, dan psikologis, di mana unsur alam berperan sebagai stimulus yang diterima oleh indra manusia dan memberikan dampak positif secara psikologis terhadap penggunanya. Pendekatan healing environment juga berfokus untuk memberikan kenyamanan secara fisik maupun psikologis melalui berbagai faktor fisik dalam ruangan, yang berkaitan dengan pencahayaan, penghawaan, suara, taman dan alam, tata ruang, suasana, warna, tekstur, aroma positif, serta seni dan selingan visual positif. Dengan demikian, pendekatan healing environment dapat mendukung pelanggan Beauty Salon & Spa untuk merasakan pemulihan.

Article Details

How to Cite
Lomantojoa, A. A., & Purwoko, G. H. (2024). PERANCANGAN BEAUTY SALON & SPA DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT. KREASI, 10(1), 1–21. https://doi.org/10.37715/kreasi.v10i1.5322
Section
Articles

References

Agapa, V., Hati Nurani Merdeka, P., Wulan Sari, Q., & Rukminita Anggraeni, S. (2021). Pola minat wisata dan pengetahuan dalam pengelolaan sampah di era pandemi. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1, 39-46.

Bloemberg, F. C., Juritsjeva, A., Leenders, S., Scheltus, L., Schwarzin, L., Su, A., & Wijnen, L. (2009). Healing environments in radiotherapy. Recommendations regarding healing environments for cancer patients. Project Report.

Dessy, V. (2018). Beauty Care Centre di Kota Pontianak. JMARS: Jurnal Mosaik Arsitektur, 6(1).

DuBose, J., MacAllister, L., Hadi, K., & Sakallaris, B. (2018). Exploring the concept of healing spaces. HERD: Health Environments Research & Design Journal, 11(1), 43-56.

Fani, V., & Artemis, K. (2010). An overview of healing environments. World Hospitals and Health Services, 46(2), 27.

Hakim, Nelly. (2001). Kosmetologi Tata Kecantikan Kulit. Meutia Cipta Sarana Bersama. Jakarta.

Jumarani, L. (2013). The essence of Indonesian spa. Gramedia Pustaka Utama.

Kreitzer, M. J., & Zborowsky, T. (2013). Creating optimal healing environments. Complementary and Alternative Therapies in Nursing, 55-70.

Lidayana, V., Alhamdani, M. R., & Pebriano, V. (2013). Konsep dan aplikasi healing environment dalam fasilitas rumah sakit. Jurnal Teknik Sipil, 13(2).

Nabila Aqil, K. (2023). KONSEP PERANCANGAN BEAUTY AND WELLNESS CENTER DENGAN PENDEKATAN HEALING ENVIRONMENT DI KOTA BANDARLAMPUNG.

Podbelski, L. (2017). Healing Architecture: Hospital Design and Patient Outcomes. Retrieved October, 25, 2020.

Selendra, I. S., Khoirunnisa, K. A., Ekomadyo, S., Susanto, V., & Oktafarel, M. (2022). Pendekatan Perancangan Konsep Healing Environment Pada Healthcare Architecture Rancangan Hok. SINEKTIKA Jurnal Arsitektur, 19(1).

UGM, B. (2020). Pandemi dan Mental Health: Meringkas Isu Kesehatan Mental Selama Satu Tahun Era Pandemi. Naskah Publikasi. Fakultas Kedokteran Gigi. diakses pada https://bem. fkg. ugm. ac. id/2021/01/10/kajian-pandemi-dan-mental-health.